Kamis, 09 Juni 2011

Salman Al Farisi - Pencari Kebenaran

Salman berasal dari desa bernama “Ji” di Isfahan Persi, ayahnya seorang bupati di daerah itu, agamanya waktu itu ialan menyembah api (majusi), hingga Salman diserahi tugas sebagai penjaga api agar tidak padam.
Pada saat Salman disuruh ayahnya untuk melihat sebidang tanah miliknya, ia melalui sebuah gereja Nasrani yang waktu itu kaum Nasrani sedang melakukan sembahyang. Maka Salman pun masuk untuk melihat, ia pun kagum melihat cara mereka sembahyang, ia tidak jadi pergi ke tanah milik ayahnyam ia tetap di gereja itu sampai matahari terbenam. Ayahnya pun menyuruh orang untuk menjemput Salman.

Ia pun menceritakan kekaguman terhadap cara sembahyang kaum Nasrani yang dianggapnya lebih baik daripada agamanya kepada ayahnya, setelah berdiskusi dengan ayahnya, Salman pun akhirnya di penjarakan dan kakinya dirantai.
Salman memutuskan untuk menganut agama Nasrani, dan ketika ia mendengar ada rombongan dari Syria yang hendak kembali ke negerinya, ia pun memutuskan rantai di kakinya lalu kabur dari penjara ayahnya, ia meminta izin kepada kepala rombongan agar di perbolehkan ikut ke Syria, dan ia pun diizinkankan.
Di Syria ia menjadi seorang pelayan pada sebuah gereja dan belajar agama kepada uskup pemilik gereja, namun uskup pemilik gereja itu tidak berhati bersih, ia mengumpulkan sedekah dengan alas an untuk di bagikan yang ternyata disimpan untuk dirinya sendiri. Uskup itu pun akhirnya menemui ajalnya. Mereka pun akhirnya memilih uskup baru yang lebih baik agamanya daripada uskup yang lama.
Dan ketika uskup yang baru ini akan meninggal dunia, Salman bertanya kepadanya kemana dan kepada siapa ia harus memperdalam agamanya. Uskup itu menyuruhnya menemui seorang pemimpin dan pendeta di Mosul. Pergilah ia ke Mosul. Tatkala pendeta yang di Mosul ini pun akan menemui ajalnya, kembali Salman bertanya kemana dan kepada siapa lagi orang yang harus ditujunya, pendeta itu menyuruhnya menemui orang shalih di Nasibin. Pergilah ia ke Nasibin menemui orang shalih yang ditunjukkan pendeta tadi, dan tatkala orang shalih tadi pun akan meninggal, ia bertanya lagi kepada siapa ia dipercayakan, orang shalih itu pun menyuruhnya pergi menemui seorang pemimpin di Amuria-Romawi. Salman pun pergi kepada orang yang ditunjuk oleh orang shalih tadi dan tinggal bersamanya serta hidup sebagai peternak sapi dan kambing.
Kemudian dekatlah pula ajal sang pemimpin di Amuria ini, Salman pun menanyainya kepada siapa lagi ia dipercayakan. Maka dijawabnya : “Anakku ! tidak seorang pun yang kukenal serupa dengan kita keadaannya dan dapat kupercayakan engkau padanya. Tetapi sekarang telah dekat datangnya masa kebangkitan seorang Nabi yang mengikuti agama Ibrahim secara murni. Ia nanti akan hijrah ke suatu tempat yang di tumbuhi kurma dan terletak diantara dua bidang tanah berbatu-batu hitam. Seandainya kamu dapat pergi kesana, temuilah dia! Ia mempunyai tanda-tanda yang jelas dan gambling; ia tidak mau makan shadaqoh, sebaliknya ia menerima hadiah dan di pundaknya ada cap kenabian yang bila kau melihat, segeralah kau mengetahuinya”.
Suatu hari lewatlah rombongan dari Jazirah Arabia pun meminta agar dibawa ke negeri Arab dan memberikan hewan ternaknya sebagai imbalan, ia pun di izinkan.
Ketika sampai di sebuah kota yang bernama Wadil Qura, mereka menganiaya Salman dan menjualnya kepada seorang Yahudi sebagai budak. Salman pun tinggal dan menjadi budak, selang beberapa lama ia di beli oleh seorang Yahudi Bani Quraidhah dan membawanya ke Madinah.
Di Madinah ia mendengar kabar tentang adanya seorang laki-laki di Quba yang mengaku bahwa dirinya sebagai Nabi. Sore harinya ia mengumpulkan segala yang ada pada dirinya dan segera pergi ke Quba. Disana ia melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di kelilingi beberapa orang. Lalu Salman berkata bahwa ia membawa makanan yang sengaja diniatkan untuk disedekahkan kepada mereka. Salman pun menaruh makanan itu di hadapan Rasulullah. Rasulullah bersabda :
Makanlah dengan nama Allah”
sabdanya kepada para sahabat, namun Rasulullah tidak menjamah makanan itu. Salman pun menyadari satu tanda yang pernah di jelaskan oleh pendeta bahwa ia tak mau memakan sedekah.
Keesokan harinya, di pagi hari Salman kembali lagi dan membawa makanan, seraya berkata bahwa yang dibawanya kali ini ialah hadiah dan kemudian menaruhnya di hadapan Rasulullah. Rasulullah bersabda :
Makanlah dengan nama Allah”
sabdanya kepada para sahabat, dan beliau pun ikut memakan makanan yang di bawa Salman. Inilah tanda yang kedua bahwa ia menerima hadiah.
Beberapa hari kemudian, Salman pergi mencari Rasulullah, ditemuinya Rasulullah di Baqi’ sedang mengiringi jenazah, saat itu Salman mencoba mencari tanda ketiga, matanya menoleh ke arah pundak Rasulullah. Rasulullah mengerti maksud Salman, disingkapnya kain burdahnya hingga nampak pada pundaknya cap kenabian yang dicarinya.
Melihat itu, Salman meratap, menciumi Rasulullah sambil menangis. Salman pun menceritakan kisahnya, kemudian ia masuk islam dan perbudakan menjadi penghalang baginya untuk menyertai perang Badar dan Uhud. Lalu Rasulullah menitahkannya, sabdanya :
“ Mintalah pada majikanmu agar ia bersedia membebaskanmu dengan menerima uang tebusan”
Salman pun melaksanakannya, sementara Rasulullah menyuruh para sahabatnya untuk membantu Salman dalam soal keuangan.
Demikianlah bagaimana usaha yang keras dan perjuangan besar serta mulia untuk mencari hakikat keagamaan, yang akhirnya sampai kepada Allah Ta’ala. Jiwanya yang agung dan melecut kemauannya yang kerasuntuk mengatasi segala kesulitan dan membuatnya mungkin. Kehausan dan kegandrungan terhadap kebenaran menyebabkan ia rela meninggalkan kampong halamannya berikut harta benda dan segala macam kesenangan, pergi menempuh daerah-daerah yang belum dikenalnya, dari negeri ke negeri lain dengan segala halangan dan penderitaan dan tidak kenal lelah serta selalu tekun beribadah.
*****
Pada saat perang Khandaq, dimana kaum muslimin terkepung dari segala araholeh pasukan Quraisy, Gathfan dan Bani Quraidhah (Yahudi). Pada saat inilah Salman Al Farisi tampil. Salman yang telah memiliki pengalaman tentang teknik, siasat, dan liku-liku berperang yang ia dapat dari negerinya. Diusulkannya suatu rencana yang belum pernah dikenal orang-orang Arab, yaitu membuat khandaq / parit perlindungan sepanjang daerah sekelilingkota Madinah.
Sewaktu Rasulullah dan kaum muslimin menggali parit, Salman dan kawan-kawan menemui batu besar dan mereka tak sanggup memecahnya. Salman memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah pun pergi melihat keadaan batu tersebut. Kemudian dengan mengucapkan basmallah, Rasulullah menghujamkan batu itu menggunakan tembilang. Batu itu pun terbelah, dari belahannya terpancar api yang melambai dan cahayanya menerangi pinggiran kota Madinah. Rasulullah bertakbir dan bersabda :
“Allah Maha Besar ! Aku telah dikaruniai kunci-kunci istana Persi, dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana Hirah begitupun kota-kota Maharaja Persi dan bahwa umatku akan menguasai semua itu”
lalu Rasulullah memukul batu itu untuk kedua kali, nampaklah lagi lambaian api dari celah belahan batu tersebut, Rasulullah bersabda :
“ Allah Maha Besar ! Aku telah dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi dan nampak nyata olehku Istana-istana merah, dan bahwa umatku akan menguasai semua itu “
kemudian dipukulkannya lagi tembilangnya untuk ketiga kali. Batu besar itu pun berderai, kembali lagi terpancar sinar yang terang, Rasulullah mengucapkan la ilaha ilallah diikuti dengan gemuruh kaum muslimin. Kemudian Rasulullah menceritakan bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria dan Shan’a, begitupun daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah.
Hanya Allah yang lebih mengetahui apa yang akan dialami kaum muslimin dalam peperangan itu seandainya mereka tidak menggali parit atau mengikuti usulan Salman Alfarisi tersebut.
Melihat parit yang terbentang dihadapannya, kaum Quraisy merasa terpukul hingga terpaku di kemah-kemah mereka karena tidak berdaya meneroboskota dan akhirnya pada suatu malam Allah Ta’ala mengirim angina topan yang menerbangkan kemah-kemah dan mempoerak porandakan tentara Quraisy.
Abu Sufyan yang memimpin kaum Quraisy menyerukan kepada anak buahnya agar kembali pulang ke kampong. Dengan kecewa dan putus asa meraka pun pulang dengan menderita kekalahan pahit.
Di tahun-tahun kejayaan Islam, panji-panji Islam berkibar di seluruh penjuru, harta benda yang tak sedikit jumlahnya mengalir ke Madinah sebagai pusat pemerintahan baik berupa upeti maupun pajak yang kemudian diatur pembagiannya menurut ketentuan Islam, hingga negara mampu memberikan gaji dan tunjangan tetap.
Dimana kita dapat menemukan Salman Alfarisi dikala kekayaan, kejayaan, kesenangan dan kemakmuran yang sedang dialami kaum muslimin ?
Tampaklah seorang tua berwibawa duduk dibawah pohon, yang asyik memanfaatkan waktu disamping berbakti kepada negara sebagai seorang Amir (kepala daerah), sedang menganyam daun kurma untuk dijadikan bakul atau keranjang.
Ia mengenakan kain yang pendek hingga terlihat kedua lututnya. Padahal ia seorang Amir yang mendapat gaji dan tunjangan yang tidak sedikit jumlahnya, ia pun seorang putera keturunan bangsa Persi, suatu negeri yang terkenal dengan kemewahan dan kesenangan serta hidup boros, ia juga bukan dari golongan miskin.
Semua tunjangannya ia sumbangkan, sedangkan untuk nafkahnya ia membuat bakul atau keranjang dari daun kurma yang dianyam, dari hasil penjualan bakul itulah ia menafkahkan keluarganya, dan untuk membeli bahan bakunya, itu pun jika ada lebih ia sedekahkan lagi.
Suatu hari di saat ia masih menjadi Amir di Madain. Ia didatangi oleh seorang laki-laki dari Syria yang sedang memikul buah tin dan kurma, rupanya orang itu merasa lelah dan merasakan beratnya beban yang dibawanya. Karna dilihatnya Salman hanya mengenakan kain yang sangat pendek, ia pun mengira bahwa Salman adalah seorang yang tak berpunya, terpikirlah ia untuk menyuruhnya untuk membawakan buah-buahan itu dengan akan memberikan imbalan atas jerih payahnya jika telah sampai di tempat tujuan.
Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan satu rombongan. Salman memberikan salam kepada rombongan itu, mereka pun berhenti dan menjawab “juga kepada amir, kami memberikan salam”. Orang Syria itu pun heran, siapa yang mereka sebut Amir, keheranan orang Syria itu bertambah karena sebagian orang dari rombongan tadi menghampiri Salman dan mencoba menggantikan untuk membawa buah-buahan yang dipikulnya sambil berkata “berikanlah kepada kami wahai Amir!”
Mengertilah orang Syria itu, bahwa kulinya tiada lain adalah Salman Alfarisi, Amir dari kota Madain. Ia pun gugup dan menyesal, meminta maaf, mendekati Salman dan hendak menggantikan beban tiu, tetapi Salman menolak seraya berkata “Tidak, sebelum kuantarkan sampai kerumahmu”.
Kesederhanaannya pun terlihat dari rumahnya. Rumah itu berupa bangunan yang dapat digunakan bernaung di waktu panas dan tempat berteduh waktu hujan, apabila berdiri maka kepala akan bertemu dengan langit-langit, dan apabila berbaring maka kaki akan terantuk dengan dinding.
Salman memiliki barang yang amat dipentingkannya yang ia titipkan kepada istrinya untuk disimpan. Ketika ia sakit yang membawa ajalnya, ia meminta barang tersebut kepada istrinya. Ternyata barang itu berupa kesturi yang akan dipakai untuk wangi-wangian di hari wafatnya. Disuruhnya istrinya mengambil secangkir air dan menaburi kesturi itu lalu diaduknya dengan telunjuknya, kemudian ia meminta untuk memercikkan air itu di sekelilingnya, dan kemudia ia menyuruh istrinya menutup pintu dan turun dari rumah. Istrinya menurutinya, tak lama berselang waktu istrinya masuk kembali, ternyata didapatinya ruh yang beroleh berkah telah meninggalkan dunia, berpisah dengan jasadnya. Ia telah mencapai alam tinggi, dibawa terbang oleh sayap kerinduan, kerinduan untuk bertemu kembali dengan Rasulullah Muhammad dan kedua sahabatnya Abu Bakar dan Umar, serta tokoh-tokoh lainnya dari golongan syuhada dan orang-orang utama .
Salman…..
Lamalah sudah terobati hati rindunya.
Terasa puas, hapus haus lepas dahaga
Semoga Ridla dan Rahmat Allah menyertainya…

" Karakteristik Perikehidupan 60 Sahabat Rasulullah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Islamic Clock

Islamic Calendar

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Hadits Shahih Al Bukhari

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Pages